Meski mengakomodasi fungsi untuk berkendara di perkotaan, seperti bagasi besar dan pengendaraan yang nyaman, faktor penting lain yang jadi pertimbangan konsumen membeli skutik premium berbodi bongsor adalah performa.
Yamaha NMAX dan Honda PCX sama-sama menggendong jantung pacu 150cc, bagaimana performanya? Beberapa waktu lalu di situasi berkendara dalam kota. Keduanya ditunggangi sebagai kendaraan sehari-hari di seputaran Jakarta.
Dari spesifikasi teknis, keduanya mirip, tapi beda teknologi. Honda PCX dibekali mesin 153cc SOHC PGM-FI berteknologi Enhanced Smart Power (eSP) yang semakin efisien dan powerfull. Mesin ini menghasilkan tenaga 13,5 tk @8.500 rpm dan torsi 13,7 Nm @5.500 rpm, cukup membuat bobot kosong 131 kg-nya lincah bergerak.
Sementara Yamaha NMAX berbekal mesin Blue Core 155cc yang diklaim sanggup menyemburkan tenaga 14,8 tk @8.500 rpm dan torsi 14,4 Nm @6.000 rpm. Dukungan teknologi Variable Valve Actuation (VVA) dikatakan sanggup menjaga torsi dan dan tenaga maksimum di setiap putaran mesin.
Dari data teknis itu sebenarnya sudah bisa diketahui, bahwa karakter keduanya hampir mirip. Berdasarkan hasil uji, saat digeber, Honda PCX lebih bertenaga di putaran menengah. Selanjutnya, sepeda motor ini nyaman diajak kencang. Isian tenaga cukup besar setelah putaran 8.000 rpm.
Yamaha NMAX mewakili karakter galak Yamaha. Konsumen yang butuh ”tarik-tarikan”, sepeda motor ini bisa jadi jawaban. Yamaha sukses membuat NMAX sangat ringan untuk stop and go, sangat gesit, namun hentakan galaknya sedikit berkurang di putaran atas.
NMAX lebih asyik diajak berkendara stop and go. Namun soal torsi, lebih cepat didapat dari PCX, sehingga andalan Honda ini semakin nikmat jika dipakai berboncengan seakan tak kehilangan tenaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar